LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA ANGGOTA BADAN PERTIMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL DI VIETNAM

KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu bidang pembangunan bangsa yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Kemajuan suatu bangsa hanya mungkin dapat tercapai apabila bidang pendidikan mendapat perhatian dari seluruh komponen bangsa.

Selama ini pendidikan kita masih mengalami berbagai permasalahan dan kendala. Bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Korea Selatan, Indonesia tertinggal jauh.

Vietnam sebagai negara yang baru lepas dari peperangan telah memberi perhatian utama pada bidang pendidikan. Tidak mengherankan bila Human Resources Index mereka yang semula berada pada peringkat di bawah Indonesia kini telah meningkat di atas Indonesia.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang pendidikan di Vietnam, maka Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) telah melakukan studi banding ke Negara Sosialis Vietnam. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 10 November 2000. Para Anggota BPPN yang berkesempatan mengikuti kunjungan adalah Ibu Dra. Mien Rachman Uno, Bapak Prof. Dr. I Made Bandem, Bapak Prof. Dr. H. Umar Anggara Jenie, dan saya sendiri.

Laporan ini tersusun atas bantuan dan kerja sama seluruh Anggota Rombongan, dan telah dirumuskan oleh Bapak Prof. Dr. H. Umar Anggara Jenie. Laporan ini terdiri dari dua bagian yang tidak terpisahkan, yaitu (1) Laporan Hasil Kunjungan Kerja Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional di Vietnam, (2) Lampiran Laporan Hasil Kunjungan Kerja Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional di Vietnam. Buku ini memuat informasi singkat tentang hasil kunjungan kerja BPPN.

Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembangunan pendidikan nasional kita.

Jakarta, November 2000

Ahmad Amiruddin

Wakil Ketua BPPN

BAB I: PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah besar yang harus dihadapi dan segera diatasi, yaitu pertama, di dalam negeri terjadi krisis ekonomi yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini dan hingga kini belum terlihat tanda-tanda akan terlepas dari krisis dalam waktu dekat. Selain itu, terjadi pula permasalahan politik yang ditandai adanya upaya disintegrasi bangsa, berlarutnya konflik horizontal yang bersinggungan dengan suku, agama, dan golongan masyarakat. Kondisi tersebut dipengaruhi lagi dengan kemelut antar elit politik yang berkembang lebih ke arah memperoleh kekuasaan daripada upaya pemecahan masalah bangsa di atas.

Kedua, dengan dunia internasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah kesiapan memasuki era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan paradigma baru seperti perdagangan bebas, hak azasi manusia, industri dan pengolahan sumber daya alam yang ramah lingkungan, persaingan sumber daya manusia, dan pengembangan dan penguasaan teknologi informasi.

Kenyataan ini telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan bangsa termasuk dunia pendidikan. Dalam hubungan ini pendidikan merupakan kunci pokok dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan sumber daya manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan Indonesia dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas masih jauh tertinggal dengan bangsa-bangsa lain. Bahkan dengan negara tetangga di lingkungan ASEAN sendiri Indonesia masih tertinggal dari Malaysia, Filipina, Vietnam, apalagi Singapura.

Di antara negara-negara berkembang terdapat perbedaan dan persamaan di dalam menangani dan melaksanakan pembangunan pendidikan di negara masing-masing. Pada aspek-aspek tertentu setiap negara memiliki keunggulan-keunggulan di samping juga terdapat permasalahan dan tantangannya.

Dalam kaitan ini, BPPN telah mengadakan kunjungan kerja ke negara Vietnam untuk berdialog dengan para pengambil keputusan di bidang pendidikan untuk melihat dan mengetahui secara langsung kebijaksanaan dan pelaksanaan di bidang pendidikan pada umumnya dan hasil-hasil yang telah dicapai dan upaya mempersiapkan sumber daya manusia pada masa yang akan datang melalui pembangunan pendidikan.

Tujuan

Untuk maksud tersebut dalam konteks perkembangan serta pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, BPPN ingin memperoleh keterangan tentang hal-hal berikut:

1. Kebijaksanaan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia memasuki era globalisasi.

2. Sistem pengelolaan tenaga kependidikan (antara lain guru, dosen), dan pengembangan karir, serta upaya peningkatan kemampuannya.

3. Kebijaksanaan kurikulum khususnya bidang sains dan teknologi, serta penerapannya dalam proses belajar-mengajar.

4. Kebijaksanaan Pemerintah dalam pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan antara perguruan tinggi, dunia industri, dan lembaga penelitian.

Ruang Lingkup

Hasil-hasil kunjungan dan dialog di Vietnam meliputi pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, pendidikan dosen. Aspek yang dibahas meliputi kebijaksanaan pendidikan pada umumnya yang dilakukan oleh Negara Sosialis Vietnam, sistem pengelolaan tenaga kependidikan, kebijaksanaan kurikulum, peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, serta kebijaksanaan dalam pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan.

Untuk mendapat informasi tersebut di atas Anggota BPPN telah melakukan dialog dengan:

(1) Le Vu Hung, Vice-Minister of Education and Training;

(2) Prof. Dr. Nguyen Ke Hao, Direktur Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Ministry of Education and Training), Republik Sosialis Vietnam;

(3) Prof. Dr. Dang Ban Lam, Direktur National Institute for Educational Development (NIED), Vietnam;

(4) Prof. Dr. Tran Kieu, Direktur National Institute for Educational Science (NIES), Vietnam;

(5) Prof. Dr. Dinh Quang Bao, Rector Hanoi University of Education (HUE), Hanoi;

(6) DR. Nguyen Van Trang, Director of the Secondary Education.

Di samping itu, Rombongan BPPN telah meninjau universitas tertua di Hanoi yang kini telah menjadi Historical Cultural Vestige. Hal ini menggambarkan bahwa bangsa Vietnam telah memperhatikan pendidikan jauh ratusan tahun yang lalu, Rombongan juga telah mengunjungi museum etnikologi Vietnam, yaitu museum yang menunjukkan corak budaya dari 54 etnik di seluruh Vietnam.

BAB II: HASIL-HASIL KUNJUNGAN

Mengawali laporan hasil-hasil kunjungan anggota BPPN ke Negara Sosialis Vietnam, akan lebih tepat bila dapat diketahui pandangan jauh ke depan dari seorang pimpinan bangsa Vietnam, mantan Presiden Ho Chi Minh. Ucapan beliau pada awal kemerdekaan Vietnam telah menjadi motto bangsa Vietnam yang dikutip dalam Bahasa Inggris sebagai berikut:

“ One day after the proclamation of independence (September 2, 1945), in his letter to pupils on the occasion of the first new school year's day under the new regime, President Ho Chi Minh pointed out the role of education in furthering the restoration of newly independent country: "Whether the Vietnamese mountain and rivers will attain glory, and whether the Vietnamese land will gloriously stand on an equal footing with the powers in the five continents, this depends to a great extent on your studies". On the same day, at the first meeting of the Government, the President said: "An ignorant nation is a weak one. Therefore, I propose that a campaign against illiteracy be launched". In his view, lack of education was a dangerous enemy to the same extent as foreign invasion and poverty, and the raising of the people's intellectual standard was one of the pressing tasks of that period. (sumber: Pham Minh Hac, Vietnam's Educa­tion, the Current Position and Future Prospects-1998).”

Kebijaksanaan Pendidikan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menteri Pendidikan dan Pelatihan memiliki kewenangan penuh dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pendidikan. Implementasi kebijakan sangat teratur dan semua terawasi oleh Pusat dan melaksanakan law enforcement yang tegas. Lembaga-lembaga di lingkungan Departemen Pendidikan dan Pelatihan sangat berwibawa untuk melaksanakan kebijakan. Hasil penelitian Litbang Departemen dan Universitas diolah menjadi kebijakan pemerintah tanpa intervensi oleh pihak lain. Mereka berani melakukan berbagai eksperimen kebijakan atas dasar hasil penelitian Litbang maupun Universitas.

1. Sistem Pendidikan Vietnam

Sekolah-sekolah pra SD, seperti TK dikelola oleh lembaga swasta. Untuk SD (Primary School), lama pendidikan 5 tahun; SMP dan SMU masing-masing 4 dan 3 tahun. Sistem ini didasarkan atas 'Vietnamese heritage' yang juga dipengaruhi oleh sistem-sistem dari Perancis dan Rusia. Di Rusia, Primary and Secondary School hanya membutuhkan waktu kira-kira 10 tahun, namun sekarang 12 tahun.

2. Wajib Belajar

a. Wajib belajar dikenakan terhadap siswa dari umur 7-11 tahun pada jenjang sekolah dasar.

b. Untuk wajib belajar SD, mempunyai arti bahwa: 50% dana dari Pemerintah dan 50% dari orangtua. Namun untuk anak-anak yang tidak dapat membayar, maka akan disponsori oleh Pemerintah.

c. Mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, akan dimulai program wajib belajar 9 tahun.

3. Anggaran Pendidikan

Anggaran Pendidikan Vietnam pada tahun anggaran yang sedang berjalan sebesar 15% dari APBN-nya dan akan terus diusahakan meningkat sampai 20% (sebagai perbandingan, Malaysia 20%, dan Indonesia 3,8%).

4. Jaminan Mutu Pendidikan

a. Tuntutan kenaikan kualitas (mutu) pendidikan, merupakan hal yang harus ditanggapi secara serius.

b. Untuk menentukan dan menilai mutu pendidikan, pemerintah Vietnam masih menggunakan cara-cara tradisional antara lain dengan melakukan objective test terhadap sistem pendidikan. Pada saat ini sedang dipikirkan bagaimana menilai mutu secara keseluruhan, berdasarkan output pendidikan. Pemerintah Vietnam akan menggunakan teknologi baru untuk menilai mutu.

c. Mutu suatu pendidikan akan didasarkan pada output siswa, dilihat dari aspek-aspek: (1) Moral, (2) Kecerdasan, (3) Kesehatan dan (4) Bakat.

d. Pada saat ini Pemerintah Vietnam sedang mengembangkan suatu Pusat Riset untuk menilai kualitas sekolah umum. Di Vietnam belum ada BAN, namun di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, ada seksi/unit yang melakukan tugas akreditasi. Pusat tersebut juga menilai mutu suatu ujian.

5. Standar Mutu Pendidikan

a. Merupakan problem bagi Vietnam, bagaimana menentukan standar mutu pendidikan. Selama 15 tahun Renovasi (Don Moi), hasil yang menonjol di bidang Pendidikan baru pada aspek kuantitas, yaitu peserta didik makin meningkat. Dari 76 juta jiwa penduduk Vietnam, 22,6 juta jiwa merupakan peserta didik, jadi sekitar 30%.

b. Dalam bidang Matematika, siswa-siswa Vietnam menunjukkan kesungguhan, sehingga Thailand datang untuk meniru dan melakukan studi banding. Siswa-siswa Vietnam unggul dalam Olimpiade Matematika tingkat internasional. Siswa yang menjadi peserta olimpiade ini diseleksi dari seluruh siswa-siswa di Vietnam.

c. Siswa perkotaan, kualitasnya lebih tinggi dibanding siswa di pedesaan. Di perkotaan selain belajar di sekolah, siswa-siswa tersebut juga mengambil pelajaran di luar jam pelajaran, misalnya: mengambil les. Pelajaran di luar sekolah ini memang diprogramkan oleh Kementerian Pendidikan dan Pela­tihan, walaupun hal tersebut dirasakan merupakan policy yang kurang baik.

d. Rata-rata siswa bersekolah 4 jam sehari (dari jam 07.00-11.00), kemudian dilanjutkan sore hari. Untuk tingkat SD, direncanakan sekolah dari pagi sampai sore dengan alokasi dana semua dari pemerintah.

e. Di pedesaan, misalnya di Daratan/Lembah Sungai Mekong, masalah belajar pagi-sore mendapatkan banyak kendala.

6. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam pendidikan di Vietnam adalah bahasa Viet, yang merupakan bahasa nasional Republik Sosialis Vietnam.

Dalam kurikulum, bahasa suku minoritas (daerah) dapat dicantumkan:

a. Pada tingkat SD, mereka boleh memilih satu di antara 4 bahasa asing, yaitu: Inggris, Perancis, Rusia dan Cina.

b. Pada tingkat SD, bahasa asing mulai diberikan pada kelas III, tetapi di beberapa tempat ada yang dimulai pada Kelas I.

7. Pengelolaan Ujian

a. Pengelolaan Ujian pada tingkat SD, sangat sederhana dan diserahkan pada masing-masing sekolah.

b. Pengelolaan Ujian pada tingkat SMP, dilakukan oleh Provincial Board.

c. Pengelolaan Ujian pada tingkat SMA, dilakukan secara nasional.

8. Pengembangan Karakter Bangsa Vietnam

a. Mengembangkan karakter berarti "mengembang-kan struktur manusia secara menyeluruh". Dalam konteks tujuan pendidikan di Vietnam, maka ini berarti masalah "Bagaimana mempertahankan nilai-nilai Vietnam, dalam menghadapi era globalisasi". Karakter pada hakekatnya berhubungan dengan kecerdasan, moral psikologi dan juga kesehatan. Dengan demikian mempertahankan kepribadian sangat penting, khususnya: Budaya, Moral dan Nilai-nilai Bangsa Vietnam. Namun mempertahankan kepribadian ini berkaitan secara erat dengan kebutuhan.

b. Pendidikan kesusasteraan dan sejarah Vietnam, serta bahasanya harus dihayati oleh masyarakat Vietnam.

Masyarakat Vietnam bangga atas keberhasilan system pendidikan di Vietnam, yang ditunjukkan dengan meningkatnya Human Resources Index.

9. Pendidikan dan Lapangan Kerja

Majelis Nasional Vietnam telah memutuskan bahwa lulusan SMP (lower secondary education) harus sudah mampu untuk masuk lapangan kerja sebagai tenaga buruh/profesi. Pendidikan pada tingkat SMP diperpanjang menjadi 4 tahun untuk memberikan bekal keterampilan lebih baik. Oleh karena itu masa pendidikan pada tingkat SD dikurangi dari 6 tahun menjadi 5 tahun dan pada tingkat SMP ditambah dari 3 tahun menjadi 4 tahun.

Apakah tenaga profesi lulusan SMP, setelah bekerja nantinya dapat meneruskan ke upper secondary school (SMA) dan Universitas? Ini sangat tergantung dari ujian masuknya, bila lulus dapat diterima.

10. Pendidikan Menengah

a. Penjurusan di SMU

Pada masa lalu, di SMU Vietnam juga dilakukan penjurusan, namun sejak tahun 1993-1998, penjurusan di tingkat SMU dihapus.

b. Lulusan SMU dan Sekolah Kejuruan

- Umumnya lulusan SMU hanya 20% yang masuk ke Perguruan Tinggi (PT) sisanya dapat masuk ke Sekolah Kejuruan atau bekerja.

- Sekolah Kejuruan secara umum berada di bawah Dep. Pendidikan dan Pelatihan, namun dalam beberapa hal dapat berada di bawah Dep. Kesehatan, seumpamanya sekolah farmasi berada di bawah Dep. Kesehatan.

- Lulusan SMP maupun SMU dapat meneruskan ke Sekolah Kejuruan tergantung dari tingkat sekolah kejuruan itu.

- Jenis sekolah kejuruan tergantung dari permintaan departemen lain kepada Departemen Pendidikan, jadi Departemen Pendidikan dapat membuka sekolah kejuruan atas permintaan departemen lainnya.

- Sekolah Kejuruan yang ada: Permesinan, Elektronika, Kehutanan, Informatika, Elektrik/Power.

c. Kualitas SMU di Vietnam

- Waktu pelajaran di SMU dirasa masih kurang, hanya sekitar 225 menit (3 3/4 jam).

- Lulusan SMU Vietnam belum diakui secara internasional, hanya diakui di dalam negeri saja. Namun demikian pemerintah Vietnam akan membicarakan tentang akreditasi ini dengan pemerintah negara-negara di ASEAN.

- Lulusan SMU yang akan melanjutkan belajar ke luar negeri adalah seba­gai berikut:

1) Jika sponsor dari pemerintah, maka ada memorandum of understanding (MOU) antara Vietnam dan negara yang bersangkutan;

2) Jika private, tergantung dari usaha siswa yang bersangkutan.

- Lulusan SMU Vietnam yang meneruskan ke Singapura, ternyata terma­suk "Top ten Students".

d. Keunggulan dalam Matematika

- Setiap provinsi ada satu sekolah khusus bagi siswa-siswa talented untuk bidang Matematika, Fisika, Sastra, dan sebagainya.

- Talented student tersebut diambil dari sekolah-sekolah untuk dimasukkan ke sekolah khusus (sekolah unggulan tersebut).

- Kompetisi diawali pada tingkat provinsi kemudian nasional.

B. Sistem Pengelolaan Tenaga Kependidikan

1. Guru

a. Mengenai Pendidikan Guru dijelaskan sebagai berikut:

- Di setiap provinsi ada sekolah pendidikan guru

- Jenis-jenis sekolah pendidikan guru adalah:

I. Sekolah Guru Pasca SMU, ditambah 2 tahun

II. Sekolah Guru Pasca SMU, ditambah 3 tahun

III. Sekolah Guru Pasca SMU, ditambah 4 tahun, ini merupakan sekolah tinggi

IV. Sekolah Guru Pasca SMU, ditambah 4 tahun sampai Master

b. Berdasarkan sekolah yang mereka lakukan, maka ranking guru adalah sebagai berikut:

- Sekolah dengan kategori I (pasca SMU + 2 tahun), disebut Guru

- Sekolah dengan kategori II (pasca SMU + 3 tahun), disebut Guru Utama

- Sekolah dengan kategori III (pasca SMU + 4 tahun), disebut Guru Tingkat Tinggi

- Sekolah dengan kategori IV (sampai Master), disebut Guru Tingkat Tinggi dengan waktu kenaikan jabatan lebih cepat.

c. Semua Guru dengan ranking yang berbeda ini, adalah guru-guru SD.

d. Pada Sistem Pendidikan Vietnam, Guru SD (dari kelas I sampai dengan V) adalah Guru Kelas. Namun untuk mata pelajaran: Olahraga, Kesenian ada guru tersendiri.

2. Gaji Guru

a. Gaji guru di Vietnam adalah 600.000 VND (Vietnam Dong)/bulan.

Dengan biaya hidup VND 200.000/bulan, maka guru-guru di Vietnam masih dapat saving sekitar VND 400.000 tiap bulannya.

b. Untuk guru-guru di daratan, mendapat tunjangan 40%, sedang untuk guru-guru di pegunungan, mendapat tunjangan 70%. Di samping itu masih ada tambahan dari sumber-sumber lainnya.

c. Gaji guru di Vietnam adalah relatif tertinggi terhadap gaji PNS lainnya.

3. Pengadaan Guru

a. Tenaga guru di Vietnam masih kekurangan (SD sampai dengan SMU) sebanyak sekitar 1.000.000 orang.

b. Rekrutmen tenaga guru di daerah pedesaan, umumnya dipilih dari siswa terbaik, kemudian dengan dana dari pemerintah, mereka disekolahkan di Teacher Training College. Setelah lulus mereka harus kembali ke desanya.

c. Di Vietnam, posisi/aktivitas Guru adalah sebagai serviceman. Jadi meru­pakan tenure position dan bukan atas dasar kontrak. Guru di Vietnam adalah Civil Servant, dan belum dipikirkan posisi Guru atas dasar kontrak. Namun pada tingkat universitas, hal tersebut telah dipikirkan.

d. Kepala Sekolah bertugas untuk mengurus administrasi sekolah dan juga diberi tugas mengajar minimal 2 mata pelajaran per minggu (kurang lebih 90 menit). Sedangkan Wakil Kepala Sekolah bertugas pula mengajar sebanyak 4 mata pelajaran perminggu (180 menit).

4. Pendidikan Guru

a. Hanoi University of Education (HUE) merupakan lembaga pendidikan tinggi bidang edukasi, yang terbesar di Vietnam dan didirikan pada tahun 1951.

b. Misi utama HUE adalah mengembangkan/mendidik para mahasiswa dalam bidang ilmu-ilmu murni (pure sciences) dan ilmu-ilmu pendidikan (educa­tional science). Dengan demikian, dalam sistem pendidikan di Vietnam, HUE memegang peranan penting.

c. Untuk tujuan misi di atas, maka dalam mengembangkan kurikulum, maka terdiri dari 75% pure science dan 25% Education.

5. Up grading Guru

a. Guru-guru SD (primary school teachers) dapat di upgrade ke Teacher Training School.

b. Guru-guru SMP dapat di upgrade di Teacher Training College.

c. Guru-guru SMU, harus di upgrade melalui universitas, dan akan menda­patkan Bachelor degree.

6. Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah SMP/SMU tetap mengajar disamping mengurus masalah manajemen sekolah. Jam mengajar kepala sekolah adalah 90 menit/minggu, sedangkan wakil kepala sekolah mengajar 4 jam/minggu.

b. Guru biasa mengajar 15 jam/minggu.

c. Usia pensiun umumnya: untuk laki-laki 55 tahun dan wanita 60 tahun. Untuk tenaga profesi tidak ada usia pensiun, tergantung dari kemampuan dan kesehatan tenaga profesi tersebut.

C. Kebijaksanaan Kurikulum

1. Pemerintah Vietnam sedang menyusun kurikulum untuk Program Pendidikan Abad XXI.

2. Banyak negara mempunyai sistem pendidikan yang bersifat tradisional, tetapi tidak menyeluruh, dan hal ini ternyata justru membebani siswa (overload). Pemerintah ingin meringankan hal tersebut, sehingga akan membuat kurikulum baru, yang menghapus hal-hal yang bersifat tradisional tersebut, namun kuali­tas tetap terjamin.

Hal-hal tradisional yang dimaksud adalah "teknik-teknik/cara-cara yang tidak cocok lagi". Umpamanya: Anak-anak/peserta didik selalu diwajibkan duduk di kelas dan mendengarkan guru mengajar. Kurikulum yang akan dikembangkan di Vietnam akan memberikan kesempatan pada anak-anak/peserta didik untuk keluar dan berkenalan dengan alam/realitas. Jadi sifat kurikulum yang akan dikembangkan adalah: Community-based Curriculum, yang sifatnya tentu lebih praktis/pragmatis.

3. Kurikulum dibuat oleh Pemerintah Pusat. Rinciannya adalah 80% umum/berla­ku umum dan dibuat oleh Pusat, serta 20% adalah muatan Provinsi.

4. Di antara nilai-nilai nasional maupun lokal yang dimasukkan ke dalam kuriku­lum pendidikan adalah etika-moral, patriotisme, unity and community spirit, tradition and love for study.

- Catatan: Vietnam terdiri dari 61 Provinsi dengan 54 etnik.

5. Kementerian Pendidikan membentuk Dewan untuk melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diusulkan NIES. Dewan ini memberikakn evaluasi dan revisi. Kalau revisi telah dilakukan, maka kurikulum dapat diimplementasikan.

Pendidikan Bahasa Asing di Secondary Education:

a. Bahasa asing yang diberikan di SMU adalah Bahasa Inggris

b. Namun di daerah yang dekat dengan perbatasan Cina, diberikan pula Bahasa Cina dan untuk riset tentang Sejarah Rusia, diberikan Bahasa Rusia.

c. Beberapa SMU memberikan pilihan 4 bahasa asing: Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina.

D. Kebijaksanaan dalam Pengembangan dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan

1. Pemerintah Vietnam mempunyai lembaga penelitian dan pengembangan yang disebut National Institute for Educational Development (NIED), merupakan Lembaga Penelitian tentang Strategi dan Pengembangan Pendidikan. Didirikan pada tahun 1994, ketika masalah riset pendidikan sudah sedemikian berkembang di dunia. Pada awalnya, NIED merupakan lembaga penelitian dengan fokus universitas dan Sekolah Kejuruan saja, namun sekarang NIED melaku­kan riset untuk semua strata pendidikan.

2. NIED mempunyai 92 karyawan yang terdiri dari 4 Guru Besar (Profesor); 12 Doktor, dan 22 Master. Pada umumnya para peneliti pada NIED berpendidikan setaraf pasca sarjana.

3. NIED juga melakukan pendidikan S2, yaitu Master untuk bidang Manajemen Pendidikan.

4. NIED berada di bawah jawatan tertinggi, yaitu Dewan Pembimbing (Counsel­ing Council), yang diketuai langsung oleh Menteri Pendidikan dan Pelatihan.

5. NIED mempunyai lima Badan Penelitian tentang pengembangan sistem pendi­dikan nasional. Kelima Badan Penelitian tersebut adalah:

a. Badan Penelitian Pendidikan Anak 1 buah

b. Badan Penelitian Pendidikan Umum 1 buah

c. Badan Penelitian Pendidikan Kejuruan1 buah

d. Badan Penelitian Pendidikan Universitas1 buah

e. Badan Penelitian Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 4 buah

6. Di samping kelima Badan Penelitian tersebut, NIED juga mempunyai 1 Pusat Penataran. Pusat Penataran ini melakukan Pendidikan/Penataran bagi pegawai yang akan naik jabatan. Setelah penataran ini mereka mendapatkan gelar mas­ter.

7. NIED juga mempunyai 1 Pusat Kegunaan Pendidikan. Pusat ini mempunyai 3 tugas yaitu: (a) Melakukan Penelitian tentang Ilmu Pendidikan dan Solusi Pengelolaan; (b) Melakukan Program Pengembangan Pendidikan, termasuk penataran dan informasi; dan (c) Melakukan Hubungan Kerja sama dengan Lembaga-lembaga Internasional, seperti: UNESCO, UNICEF, UNDP, dan lain-lain.

8. Di samping NIED terdapat juga National Institute for Educational Science (NIES) yang telah berumur 40 tahun, dan tugas pokok NIES adalah sebagai berikut:

a. Melakukan Riset tentang Teori Fundamental Ilmu Pendidikan, antara lain Psikologi Siswa, Fisiologi Siswa dan teori-teori pendidikan lain.

b. Menyusun Bahan Kurikulum, dari tingkat TK sampai dengan SMU dan universitas.

c. Mempelajari metode mengajar untuk diterapkan di daerah-daerah berbe­da.

d. Mempelajari cara pendidikan supaya cocok dengan kebutuhan sekarang dan dasar atau prinsip life long education.

e. Melakukan Riset untuk mencari kondisi yang baik bagi terjaminnya mutu pendidikan, misalnya: penyediaan dan perbaikan tenaga guru, fasilitas pengajaran dan lain-lain.

f. Mendidik tenaga pasca sarjana: S2 dan S3 di bidang Ilmu Kependidikan.

g. Merupakan Pusat Riset Kependidikan di seluruh negeri Vietnam.

9. NIES mempunyai 300 karyawan dengan 15 Pusat Penelitian dan beberapa Pusat Pelayanan. Di antara 300 karyawan, terdapat 12 Guru Besar (Profesor) dan 70 Pene­liti dan kualifikasi S3.

10. NIES telah melakukan aktivitas penelitian pada tingkat nasional, kemasyara­katan, maupun penelitian dasar. Semua Riset ini diarahkan untuk:

a. Mengembangkan karakter bangsa Vietnam pada era baru dan berdasarkan pada strategi perkembangan perilaku manusia.

b. Melakukan Riset untuk mengkonkritkan kebijak-an pendidikan pada ma­syarakat.

c. Mengembangkan TI (Teknologi Informasi).

d. Menyusun dan memperbaharui kurikulum untuk waktu 10 tahun yang akan datang, dari tingkat TK sampai dengan universitas.

e. Mencari dan meneliti kondisi bagi terjaminnya mutu pendidikan.

f. Mempererat hubungan dengan cabang-cabang pendidikan di seluruh negeri.

g. Menentukan atau melaksanakan Wajib Belajar (Wajar) untuk tingkat SMP.

11. Tentang implementasi usulan-usulan NIES oleh Departemen Pendidikan dan Pelatihan: Secara prinsip usulan-usulan NIES yang diberikan kepada Menteri Pendidikan dan Pelatihan akan langsung diterapkan oleh Menteri dan Biro-biro di bawahnya. Menteri Pendidikan dan Pelatihan mendapatkan mandat penuh dari Perdana Menteri untuk melaksanakan semua Undang-undang Pendidikan. Kalau ada usulan perubahan dan lain-lain, harus mendapat persetujuan Bulenen (DPR).

12. Staff Development Program.

a. Pada masa lalu, para mahasiswa/siswa Vietnam yang belajar ke luar negeri mendapat sponsor dari lembaga asing. Namun mulai tahun 2000 ini, pemerintah Vietnam akan mengeluarkan dana pengiriman ke luar negeri bagi mahasiswanya.

b. Berkenaan dengan bidang yang akan diambil oleh mahasiswa oleh pemerin­tah Vietnam selalu meminta masukan dari para ilmuwan maupun indus­triawan dan para Menteri terkait tentang bidang-bidang apa yang diperlu­kan.

c. Kerja sama dengan negara dimana para mahasiswa Vietnam belajar telah dilaksanakan, antara lain dengan Cina di bidang: (1) Obat Tradisional, (2) Kebudayaan Kuno Cina, (3) Industri Tekstil, dan lain-lain.

d. Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa Vietnam yang ke luar negeri adalah bahasa asing, artinya kemampuan berbahasa asing umumnya masih lemah.

13. Tentang Arus Informasi Global lewat Internet dan Parabola. Pemerintah Vietnam mempunyai kebijakan untuk menerima dan menyeleksi.

14. Komputer Science Technology

a. Di beberapa SD Vietnam, komputer telah dimasukkan dalam kurikulum, namun belum merupakan kewajiban.

b. Sedangkan di tingkat SD, Science and Technology belum terlalu ditekan­kan.

c. Di SMU apresiasi komputer sudah masuk kurikulum, namun jumlah/keter­sediaan komputer belum mencukupi.

BAB III: KESIMPULAN

Negara Sosialis Vietnam melaksanakan pembangunan nasional dengan memprioritaskan bidang pendidikannya. Beberapa indikator kuatnya komitmen bangsa Vietnam terhadap Pembangunan pendidikan dapat dilihat dari hal-hal berikut ini:

1. Anggaran pendidikan nasional untuk pendidikan nasional Vietnam sebesar 15% dari anggaran pendapatan dan belanja nasional mereka.

2. Guru mendapat gaji rata-rata 600.000 VND. Gaji tersebut lebih besar dari gaji profesi lainnya. Dari jumlah tersebut setiap guru dapat menabung untuk hari depan dan keluarganya. Guru di daerah-daerah daratan dan pegunungan mendapat tun­jangan sebesar 40% (daerah daratan) dan 70% (daerah pegunungan).

3. Guru direkrut dari lulusan yang berprestasi dan pada umumnya dari lulusan yang mempunyai peringkat atas dari lulusan di sekolahnya.

4. Keberhasilan sistem pendidikan di Vietnam didasarkan pada output siswa, yang dilihat dari aspek (a) moral, (b) kecerdasan, (c) kesehatan, dan (d) bakat.

5. Adanya tokoh figur bangsa Vietnam Ho Chin Minh yang menjadi panutan bangsa.

6. Filosofi bangsa Vietnam yang antara lain menyatakan bahwa: Menanam pohon yang kokoh diperlukan sepuluh tahun, membangun manusia berkualitas diperlukan waktu beratus tahun.

KEMBALI KE MENU LAPORAN KEGIATAN BPPN

KEMBALI KE MENU UTAMA